Ada Bokep Furry di Browsermu, Kok Bisa?

Dengan dalih bikin easter egg, emang boleh se-yiff ini? Thorium memang kenceng dan lebih menjaga privasi, tapi masa harus begini sih?

Ada Bokep Furry di Browsermu, Kok Bisa?

Aku tahu ini adalah judul yang cukup gila, sungguh berbeda dari artikel yang biasanya aku ketik di blog ini. Tetapi aku harus tetap menulis mengenai hal ini, pasalnya browser Thorium yang dikembangkan oleh Alex Frick akhir-akhir ini cukup hangat diperbincangkan orang karena memiliki konten cukup menjijikkan bagi sebagian besar orang, yaitu beberapa gambar pornografi bertema furry. Ada satu lagi, tetapi aku akan ceritakan nanti. Beberapa materi yang ada pada artikel ini dan berkaitan dengan masalah ini akan aku taruh di tempat yang berbeda, imgbb.

Sebagai peringatan, buka tautan pada artikel ini dengan risiko ditanggung sendiri, kecuali kalau kamu memang suka furry.

Kenapa artikel NSFW pertamaku di sini berkaitan dengan furry, astaga.

Awalnya bermula dari sebuah isu yang dilontarkan No1129 pada 12 Desember 2023 (tautan telah dihapus, silakan cek di sini) di repositorinya Thorium, dimana dia bilang kenapa ada gambar yang sedemikian rupa di salah satu sudut browser ini. Gambar pertama ini ditemukan pada alamat chrome://theme/IDR_PRODUCT_YIFF atau kamu bisa menuju chrome://about/ kemudian scroll ke bawah untuk mencari chrome://yiff. Di sini kamu akan menemukan ilustrasi bertema furry yang bisa dibilang cukup di pinggir jurang karena tidak secara eksplisit menampilkan alat kelamin. Walaupun begitu, ilustrasi ini cukup bisa dianggap sebagai NSFW.

Sebagian besar tentu tidak suka apabila ada hal seperti ini di dalam browser. Tetapi ada orang yang bilang bahwa hal ini tidak perlu diributkan. Ada beberapa alasan yang digunakan untuk membuat situasi seakan menjadi netral. Mereka beranggapan bahwa anak-anak dan orang awam tidak mungkin akan pakai Thorium karena instalasinya cukup ribet dan tidak mungkin orang akan bisa semudah itu ke sana karena orang awam tidak akan kepikiran untuk melakukannya. Tentu kedua alasan ini tidaklah masuk akal karena Thorium sendiri hampir sama dengan Chrome dan browser lainnya yang sudah memiliki file EXE yang bisa langsung dijalankan untuk memasangnya dan percuma juga disembunyikan kalau hal ini sudah terungkap. Salinan gambar berada di sini.

Belum sampai di situ, di salah satu halaman di situsnya Thorium, tepatnya Chromium Story yang sekarang situsnya sedang di-take down, ada salah satu gambar kecil di sebelah kanan bawah yang merupakan simbol kelamin laki-laki dan perempuan yang memiliki hyperlink ke sebuah gambar lainnya. Dan gambar kedua ini masih bertema furry, tetapi sudah cukup eksplisit terlihat alat kelaminnya. Tentunya ini lebih parah dari yang sebelumnya karena hal ini lebih terpampang jelas di situsnya. Sebagai seorang pemuda berumur 17 tahun yang memiliki rasa penasaran yang tinggi, tentu memiliki kemungkinan yang tinggi juga untuk menjelajahi sebuah situs baru dan tidak sengaja menemukan ini. Salinan gambar berada di sini.

Oh, itu masih belum seberapa. Di repositori untuk situsnya Alex terdapat salinan beberapa halaman dan banyak foto yang berkaitan dengan khitan atau sunat di dalam direktori bernama sexuallymutilatedchild.org pada tautan ini yang sepertinya juga sudah dihapus dan tidak ada salinannya di Internet Archive. Tentu saja ini semakin membuat orang-orang merasa aneh dan tidak suka dengan apa yang pernah Alex lakukan. Untuk hal ini sendiri memang bukan berada di repository Thorium, tetapi tetap saja hal ini bisa menjadi sebuah pertimbangan kepada para penggunanya. Akan aku jelaskan lebih lanjut mengenai masalah ini di bawah. Aku tidak akan membuat salinan unggahan yang ini, tidak mau. Bahkan aku tidak ingin melihatnya.

Misalkan kamu memiliki sebuah proyek pribadi, kamu mungkin bebas melakukan apapun pada proyek tersebut, seburuk apapun itu. Ini secara teknis. Tetapi jika kita berkaca dari sisi lain, secara moral dan hukum, apalagi untuk sebuah proyek yang harapannya bisa dipakai olek khalayak umum, melakukan sesuatu yang bersifat buruk dan sensitif akan membuat orang memandangnya dengan buruk juga. Di bidang apapun itu, termasuk kejadian ini.

Tidak sedikit usia remaja yang saat ini sudah menjamah dunia komputer, internet, serta programming, apalagi yang bersumber terbuka. Menampilkan konten seperti itu, apalagi furry yang cukup dipertanyakan ini, kepada mereka secara tidak sengaja itu sungguh hal yang sangat buruk. Mengesampingkan itu, aku kutip dari salah satu komentar, “aku tidak ingin software yang aku gunakan memiliki konten porno kecuali software (itu memang untuk konten) porno.” Ada benarnya juga. Atau juga lebih tepatnya konten itu memang secara sadar diakses oleh pengguna, bukan karena disisipkan oleh pengembang pada software yang secara garis besar bukan buat hal itu. Dan menyisipkan hal ini tentu saja bukan tindakan yang profesional, apalagi dengan dalih bertujuan untuk menjadi pesaing nama besar dalam segi performa dan privasi.

Alex sudah membalas 10 jam yang lalu saat artikel ini ditulis. Dia mengatakan bahwa konten pada chrome://yiff memang dibuat secara sengaja sebagai sebuah easter egg. Kemudian gambar kedua pada situsnya merupakan ketidaksengajaan saat salinan lokal dari situsnya ter-commit ke repositorinya. Dia mengatakan bahwa dia telah menghapus kedua gambar ini dari Thorium dan situsnya, yang sepertinya justru situsnya sendiri sudah terhapus dan tidak bisa diakses. Aku tidak menyarankan untuk melihatnya jika kalian masih sayang mata, tetapi aku memiliki salinannya di tempat lain dan Internet Archive juga masih memiliki snapshot-nya untuk melihatnya. Dan pernyataannya yang terakhir adalah dia tidak akan menghapus hal-hal mengenai gerakan anti-sunat yang ada pada repositori miliknya karena alasan situs aslinya sudah tidak memiliki tempat untuk hosting.

Untuk yang terakhir ini mungkin kurang awam topiknya untuk masyarakat Indonesia, tetapi gerakan anti-sunat di Amerika Serikat dan Inggris sendiri itu ada dari beberapa kalangan Yahudi sekular dan religius. Sedangkan Alex sendiri merupakan pria berumur 23 tahun yang saat ini tinggal di Oklahoma, Amerika Serikat. Aku pribadi tidak begitu tahu-menahu soal ini dan baru saja baca-baca sendiri untuk riset singkat, jadi aku tidak bisa menyimpulkan terkait hal ini. Tetapi tentu saja memiliki salinan situs tersebut di GitHub membuat orang lain menjadi merasa ragu untuk terus menggunakan Thorium. Di samping itu, mengunggah hal seperti ini di sana bukannya malah menyalahi ketentuan dari GitHub sendiri, ‘kan? Chris Titus sudah mengetahui hal ini dan sedang membuat video mengenai hal ini saat artikel ini ditulis. Berikut tweet dan videonya.

Memiliki easter egg dalam proyek yang sedang kamu lakukan adalah sebuah langkah yang seru dan mengasyikan, apalagi jika seseorang menemukannya di kemudian hari. Tetapi jika easter egg-nya ternyata sesuatu yang buruk? Tentu saja bukan pujian atau sorak sorai yang akan terdengar. Sebenarnya memberikan easter egg itu tidak perlu menunggu tanggapan yang “wow” banget seperti hal ini. Bahkan untuk menunjukkan kesukaan saja bisa dilakukan dengan yang lebih normal lagi, loh. Seperti mengganti filename jadi mybini di repositori. Tentu ini hanya contoh.

Dan sekarang bagaimana tanggapan orang-orang? Sebagian orang menolak untuk menggunakan Thorium ke depannya, termasuk aku. Hal ini juga mungkin karena Thorium terlambat tiga versi dengan Chrome dan Chromium yang sudah berada di versi 120, sedangkan mereka masih stay di versi 117. Segala hal yang terjadi selama isu ini mencuat cukup membuat orang kesal dan berpindah browser ke yang lainnya saja. Karena aku masih menggunakan Edge sebagai pilihan utamaku, aku tidak merasa masalah. Paling untuk pilihan kedua, aku akan memilih Vivaldi atau Firefox apabila tidak ingin menggunakan browser secara penuh.

Walau aku akui Thorium memang kenceng dan lebih menjaga privasi dibandingkan dengan Chrome, aku tidak akan membayarnya dengan bokep furry, ayolah! Dengan dalih bikin easter egg, emang boleh se-yiff ini? Jika kamu masih ingin menggunakan Chromium tanpa campuran aneh-aneh dan tidak masalah jika tidak ada sinkronisasi ke akun Google, kalian bisa coba Ungoogled Chromium yang cukup mumpuni sebagai salah satu fork Chromium yang bersih dari Google.

Bagaimana tanggapanmu? Masih mau pakai Thorium? Atau kembali menggunakan browser lama? Atau lanjut mencari pengganti baru?