Langganan Mahal? Nggak Usah Beli
Intinya, harus cermat dalam memilih layanan yang akan kita pakai. Pilihlah sesuai kebutuhan. Dan jika merasa belum perlu, mungkin kamu perlu rehat dulu.
Oke, mungkin judulnya terlalu berlebihan, tetapi ada hal yang ingin aku sampaikan setelah ini.
Akhir-akhir ini kita mendapatkan kabar bahwa kebanyakan layanan streaming video dan musik serta game sekalipun mengalami kenaikan harga langganan. Hal ini tentu membuat resah sebagian besar orang yang sudah terlanjur berlangganan paket dari layanan tersebut tetapi merasa keberatan saat terjadi kenaikan harga. Ada yang naiknya hanya bertambah Rp 10 ribuan aja dan hingga hampir dua kali lipat harga sebelumnya.
Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, Spotify menaikkan harga sebesar 10% untuk semua paket kecuali Paket Mini. PlayStation Plus naik cukup signifikan, dengan tier paling rendah, PlayStation Plus Essentials naik dari US$ 60 menjadi US$ 80 per tahun. Kemudian ada Disney+ Hotstar yang untuk Paket Basic Bulanannya saja berawal dari Rp 39 ribu dan besok ini akan dibanderol sebesar Rp 65 ribu.
Walau hanya satu dua, tetapi jika berlangganan pada banyak layanan juga bikin tagihan jebol. Malahan boro-boro banyak, langganan satu layanan aja kalau harga naik dikit bisa bikin pusing. Seseorang yang tinggal di Amerika Serikat aja pusing, apalagi yang tinggal di negara berkembang seperti Indonesia. Tentu saja ada jalan lainnya yang bisa ditempuh untuk mengakali hal ini.
Gimana cara mengakalinya? Membajak? Ya, mungkin itu yang langsung terpikirkan di benak kita. Tetapi aku pribadi tidak menyuruh kalian untuk membajak konten musik, film atau game. Secara hukum dan moral memang salah. Kalau soal terkena malware setelah salah mengunduh berkas mah itu skill issue parah. Tetapi di sisi lain skena pembajakan itu justru bisa menghidupi sebuah komunitas. Namun sekali lagi, pembajakan secara hukum dan moral bukanlah hal yang tidak dibenarkan.
Lalu apa solusi lainnya? Tidak usah langganan.
Benar, tidak perlu langganan jika memang tidak perlu pakai banget. Andai kita ingin menonton sebuah seri di salah satu layanan streaming, kebetulan seri itu emang hype banget. Namun kita tidak cukup budget-nya untuk berlangganan sebulan untuk layanan itu.
Kalau kita membajak, misal, mungkin kita udah merasa membajak itu sebuah proses yang bikin males atau merepotkan. Atau mungkin karena kita nggak mau nyimpen berkas unduhannya itu karena kita bukan tipe data hoarder (tetapi salut buat yang masih kayak gini). Atau malah versi bajakannya nggak ada sama sekali.
Atau malah merasa terlalu sia-sia untuk berlangganan layanan itu hanya karena ingin menonton satu seri aja. Ya, memang biasanya orang kalau udah nggak butuh paling langganannya juga ditinggal aja dan nggak diperbarui lagi. Terdengar simpel. Tetapi ada juga sebagian orang yang merasa jika tidak dimanfaatkan sepenuhnya bakalan mubazir. Belum lagi jika ternyata pas banget selama langganan nggak ada waktu buat dipakai, mubazir lagi.
Kalau sudah di kondisi-kondisi seperti ini, tentu aja buat orang yang perhitungan seperti aku juga merasa kalau ujungnya tidak perlu merasa langganan layanan yang biasa dipakai orang. Sedikit membahas soal tidak perlu FOMO dengan mobage bulan lalu, kalian juga sebenarnya tidak perlu terlalu FOMO sama seri atau film baru jika dirasa memang kita nggak mampu buat langganan dan males ngebajak. Mungkin saling berbagi akun, jika itu masih memungkinkan sama yang punya layanan, itu tidak masalah.
Lalu apa aja yang selama ini aku lakukan? Aku memang masih langganan beberapa layanan yang aku pakai. Aku langganan Apple Music sudah hampir dua tahun. Dari awal pakai Paket Pelajar yang sudah naik harganya tahun lalu dan aku nggak merasa bermasalah. Dan sekarang berbagi Paket Family sama beberapa teman untuk menekan biaya, juga nggak bermasalah. Lalu langgananku yang lain adalah Google One Basic yang tier 100 GB. Hampir Rp 30 ribuan per bulan. Dan juga ini nggak masalah karena aku pakai terus setiap hari. Nggak ada langganan nonton? Nggak, untuk saat ini.
Tetapi tentu saja aku juga pernah berlangganan layanan nonton film atau seri juga kok. Nah, untuk kasus kayak gini, apalagi kalau nonton film atau seri kan cukup nonton sekali aja, langganan pas butuh aja. Apalagi kalau ada trial, manfaatkan.
Apalagi kalau punya banyak email mask. Aku merasa untuk menggunakan email mask itu nggak masalah untuk menggunakan layanan dalam fase uji coba. Memang ada beberapa layanan yang bakal membatasi penggunanya dengan cara verifikasi nomor ponsel atau pembatasan per alamat IP. Tetapi jika bisa, gunakanlah.
Untuk trial ini, aku hanya menerapkan ke Apple TV+. Dulu sempat bisa dapat akses gratis Apple TV+ karena aku masih berlangganan Apple Music paket pelajar. Tetapi karena aku udah pindah ke paket family, jadi aku sudah nggak kredibel lagi untuk mendapatkan aksesnya. Lalu bagaimana cara mengakalinya? Aku pakai email masking dari Firefox Relay dan DuckDuckGo Email Protection dan aku bikin Apple ID baru dari email itu untuk ambil trial Apple TV+. Tetapi tentu saja aku nggak langsung aktifin trialnya karena aku pribadi juga belum butuh nonton sesuatu. Untuk Prime Video juga sama. Aku aktifin trial Prime Video lewat langganan Amazon Prime agar bisa jadi trial 30 hari dengan akun email mask-ku yang lainnya. Kemudian aku bisa nonton seri yang beneran ingin aku tonton, salah satunya Kamen Rider Black Sun beberapa bulan yang lalu. Setelah selesai, ya udah nggak usah lanjut langganan lagi.
Langganan pas butuh aja juga menjadi poin penting agar kita nggak harus keluar duit pas kita nggak pakai layanannya. Percuma ‘kan kalau dibiarin memperbarui langganan sendiri padahal kita kebetulan lagi sibuk dan untuk nonton aja nggak sempat. Dan untuk aku sendiri, aku dulu langganan Vidio buat nonton anime. Dan karena sudah dua tahun aku nggak nonton anime, aku nggak punya alasan sama sekali untuk langganan Vidio, atau layanan lainnya yang juga ada animenya.
Nah, khusus layanan OTT seperti Vidio, VIU, dan sejenisnya yang beroperasi di Indonesia, ada satu hal yang menjadi poin plus bagi mereka. Pilih layanan yang ada paket mingguan atau harian. Alasannya ya hampir sama dengan langganan saat butuh aja. Dengan paket ini, tentu saja kita bisa mendapatkan yang lebih murah tetapi nggak perlu buang-buang waktu dan uang kalau ujungnya beli paket 30 hari tapi kepakainya cuma 3 hari. Kebanyakan layanan yang beroperasi di Indonesia melakukan hal yang seperti ini. Jadi kalau langganan buat nonton, seperlunya dan secukupnya.
Ada satu lagi nih. Mungkin khusus di Indonesia aja, manfaatkan layanan OTT yang bisa dibeli paketnya lebih murah melalui operator seluler. Mungkin kalau beli secara langsung harga per bulan bisa hingga Rp 50 ribuan. Tapi kalau beli lewat operator seluler bisa cuma Rp 10 ribu aja. Gila nggak tuh?
Tetapi dari semua yang aku bilang di atas ini, mungkin ada yang bilang kalau konten yang dia cari nggak ada di sini. Ya, maklum lah karena setiap orang butuhnya beda-beda. Aku maklum ini, dan aku juga nggak memaksakan cara di atas karena aku sekadar bercerita saja bagaimana aku menyikapi layanan langganan yang sudah cukup lumrah ditemui saat ini.
Tetapi ada alternatif lainnya tidak? Dari sudut pandangku jelas ada. YouTube. Jujur, selama ini aku pribadi juga tetap lebih sering buka YouTube daripada secara khusus dipakai buat nonton film atau seri. Baik yang langganan/legal atau bajakan. Aku pribadi bukan tipe yang cukup dedikatif soal nonton film atau seri, sih. Jadi bukan masalah kalau aku nggak langganan Netflix atau Apple TV+ secara terus menerus misal.
Yang aku tonton di YouTube justru lebih menarik bagiku secara pribadi, dan untuk seri, misal, justru terkadang aku merasa terkekang untuk harus fokus ke apa yang aku tonton. Video YouTube jelas tidak. Sekali lagi, aku nggak masalah. Dan untuk topik, biasanya seputaran teknologi, sejarah, pengembangan kota, otomotif, geografi, banyak macam, dan tentu saja ada vtuber. Karena faktor inilah yang bikin aku nggak merasa perlu langganan ke layanan di atas tadi.
Ya, mungkin tadi aku membahas terlalu banyak soal layanan streaming film. Untuk streaming musik, jelas kita nggak perlu langganan banyak-banyak, satu layanan saja. Untuk cloud storage, ya, secukupnya juga. Lalu untuk langganan game, aku pribadi juga nggak perlu. Ini cukup jelas karena nonton film aja males nggak ada waktu, apalagi mau main. Di samping itu juga karena rig yang aku punya nggak kuat buat main. Jadi ngapain langganan, ‘kan?
Intinya, harus cermat dalam memilih layanan yang akan kita pakai. Pilihlah sesuai kebutuhan. Dan jika merasa belum perlu, mungkin kamu perlu rehat dulu.