KKN Sebagai Evaluasi Diri
Cerita sedikit soal apa yang aku rasakan selama KKN kemarin
Mungkin agak telat kalau mau bahas soal ini, karena aku sendiri juga udah kelar KKN pada akhir bulan Agustus lalu. Tetapi ada beberapa hal yang mungkin bisa jadi sebauh pedoman kepada diriku sendiri, atau mungkin kalian yang membaca ini. Sebagai seorang mahasiswa, atau sebagai seorang pemuda yang masih berada di usia produktif dalam bermasyarakat dan hidup bersama orang-orang sebagai makhluk sosial.
Sebagai pendahuluan, aku seorang mahasiswa UNS angkatan 2019 yang baru melaksanakan KKN pada periode Juli-Agustus 2024 kemarin. Memang aku sendiri cukup terlambat mengambil KKN, dua tahun setelah masanya, karena ada berbagai macam hal yang terjadi selama aku kuliah ini. Aku gak akan membahas mengenai itu dulu. Kegiatan ini dilaksanakan selama 45 hari. Aku dan kelompokku melaksanakan KKN di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Jawa Tengah. Dan tempatnya sendiri memang berada di kaki Gunung Lawu, tepatnya di sebelah baratnya.
Seperti KKN pada umumnya, kegiatan kami di sini adalah untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dan budaya positif bersama warga desa setempat dengan upaya untuk mencapai adanya perkembangan di desa tujuan melalui kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu, KKN juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk bisa membaur dengan para warga agar bisa menjadi selayaknya warga desa yang baik dan berjiwa sosial. Dan bagi diriku sendiri, KKN ini memberikan dampak yang cukup signifikan, baik dari ilmu yang aku dapat maupun perubahan karakter dan sikap diriku sendiri. Banyak banget faktor yang bisa merubah diriku selama KKN, tetapi aku akan bahas beberapa di sini.
Kalau jujur sih, aku jarang mengalami kondisi dimana aku harus tinggal ke teman sebaya dalam waktu yang cukup lama, yakni 1,5 bulan di satu rumah yang sama. Apalagi berada di tempat yang awalnya asing bagi kami. Aku memang selama 5 tahun kuliah gak ngekos karena di rumah juga punya warung yang gak bisa aku tinggal begitu saja. Walau sudah pernah menginap di rumah teman atau di tempat lain (ya, siapa yang gak pernah), tentu ini adalah pengalaman yang cukup berarti. Urusan pekerjaan rumah juga sebenarnya sudah biasa aku lakukan di rumah, tetapi dengan KKN tentu memiliki suasana yang jelas berbeda dengan yang aku lakukan di rumah. Walau aku sendiri juga merasa tidak bisa berkontribusi banyak dalam hal itu, tetapi aku bisa belajar untuk bertanggung jawab atas kepentingan bersama secara bertahap.
Kemudian secara keuangan, aku sebenarnya masih kacau juga di bagian ini. Tetapi selama KKN, dengan uang saku terbatas juga membuatku sanggup untuk bisa berhemat lebih untuk urusan makan dan lainnya. Tentu saja aku sudah memprioritaskan urusan transportasi atau bensin dan iuran bersama dahulu sebelum aku gunakan sisanya untuk diriku sendiri. Setidaknya sekarang bisa lebih bijak dalam masalah pakai duit.
Kalau soal kehidupan sosialku, pasca KKN jadi cukup membaik. Kalau dibilang selama ini jelek itu gak juga. Tetapi pada saat KKN aku jadi sadar bahwa diriku perlu setidaknya berubah. Ada beberapa sikapku yang perlu aku perhatikan kembali dan segera dibenahi. Perlu adanya introspeksi dan refleksi diri. Apa yang perlu aku lakukan agar orang tidak konflik dengan diriku. Dan untungnya kian lama aku bisa perlahan mengubah sikap dan perilakuku untuk menjadi diri yang lebih baik.
Sebenarnya masih banyak hal yang berubah dalam diriku selama dan pasca KKN. Dan tentu saja ketiga di atas hanyalah hal yang bagi sebagian orang adalah hal yang umum, aku akui itu. Tetapi sebagain besar lainnya mungkin tidak perlu aku ceritakan di sini. Aku tahu ini adalah tempat publik, dan dengan alasan privasi, aku tidak perlu menceritakan sisanya. Aku hanya ingin bilang bahwa KKN masih bisa memberi dampak perubahan yang positif pada seseorang, sekecil apapun itu. Aku bersyukur bahwa aku masih bisa sadar atas kesalahanku dan bisa merubah diriku dari yang dulu masih seperti itu. Terima kasih sudah mendengar ceritaku.