Sedikit Kecewa dengan tiny11

Kalau bukan karena masalah ini, aku nggak harus sampai kepikiran dan pusing tujuh keliling

Pekan lalu aku install ulang komputerku. Aslinya hanya karena masalah sepele, tetapi karena terlalu destruktif dan aku pribadi jadi nggak bisa ngapa-ngapain dengan keadaan komputerku yang seperti itu, jadi terpaksa install ulang. Bagian lucunya adalah karena aku abis dapet feature update pada dua pekan kemarin, dan pasca reboot, Explorer-nya nggak bisa dikendalikan dan Start nggak bisa dibuka. Tentu saja hal ini tampak sepele tetapi membuatku nggak bisa menggunakan komputer ini dengan semestinya.

Aku install ulang lagi dengan Windows 11, dan kali ini aku memilih untuk sekalian mencoba tiny11 23H2 dari NTDEV. Alasan mengapa aku memilih untuk pakai ISO ini karena aku memang ingin mencobanya mumpung sempat dan merasakan pengalaman menggunakan tiny11 dan membandingkannya dengan Windows 11 yang vanilla. Tentu saja dengan ini aku bisa memberikan nilai dan dapat menyimpulkan apakah tiny11 benar-benar patut untuk dijadikan sebagai alternatif. Kenapa nggak nunggu 23H2 yang akan dirilis hari ini atau besok? Kalau nunggu, aku nggak bisa pakai komputernya, jelas. Kalau misal pake vanilla 22H2, well, kenapa nggak nyoba tiny11 dulu aja walau sebentar, ya, ‘kan?

Singkat cerita, proses installnya nggak begitu berbeda jauh dengan Windows 11 yang vanilla. Mungkin hanya berbeda sedikit saat OOBE dimana kamu bisa membuat akun lokal langsung tanpa harus ada prompt untuk login ke akun Microsoft. Kemudian setelah instalasi selesai, yang paling menonjol adalah penyimpanan yang digunakan Windows pasca clean install, jumlah proses yang sedikit, penggunaan RAM yang sedikit, dan tentu saja hilangnya hampir semua bloatware yang biasanya udah nyangkut sejak awal. Aku lanjutkan dengan instalasi aplikasi yang biasa aku gunakan, dan mencoba membuat workspace yang sebelas-dua belas dengan instalasi Windows-ku sebelumnya. Semuanya selesai, dan tampaknya sudah beres. Tetapi ada satu hal yang mengganjal.

Waktu itu aku sedang scrolling di Twitter (sekarang dikenal dengan X). Maksud hati ingin membalas cuitan oshi, tetapi apadaya ternyata tidak ada Microsoft IME. Aku kira tinggal perlu install beberapa komponen saja. Tetapi ternyata kenyataannya lebih parah. Microsoft IME benar-benar dihilangkan dari build tiny11 23H2 ini. Aku mencoba melakukan instalasi metode input baru, tetapi di daftarnya tidak muncul apa-apa, yang seharusnya ada Microsoft IME di dalamnya. Ketika aku panggil Microsoft IME settings melalui Search, memang muncul ke laman di Settings. Namun, saat aku klik salah satu opsinya, Settings akan crash. Semua opsi sama saja. Dengan ini membuat aku nggak bisa ngetik bahasa Jepang dan saudara-saudaranya di komputerku sekarang. Tampak sepele, tetapi aku cukup frustasi ketika ingin mencoba mengatasi masalah ini. Pada akhirnya aku menyerah dan berencana install ulang lagi pasca Windows 11 23H2 rilis.

Tidak ada metode input, yang seharusnya ada Microsoft IME
Masih bisa dicari
Memang bisa dibuka menu ini, tetapi akan crash saat diklik

Aku sempat mencoba menghubungi NTDEV mengenai masalah ini melalui mention di Twitter dan komentar di video YouTube-nya, tetapi masih belum ada respon hingga artikel ini ditulis. Sayang sekali aku juga tidak bisa menghubungi lewat email yang seharusnya lebih cepat sampai dan lebih efisien.

Sepertinya aku kemakan isu yang sempat aku angkat bulan Januari kemarin pasal ISO modifikasi. Aku sudah ada pengalaman pahit dengan GHOST SPECTRE. Benar-benar hal itu cukup menjengkelkan dan aku sendiri nggak puas. Performa sama, bahkan lebih buruk. Ada beberapa hal yang nggak bekerja sebagaimana mestinya. Dan untuk tiny11 sendiri juga kira-kira sama. Performa sama aja, sih, dan nggak beda jauh ujungnya. Tetapi untuk komponen, apalagi yang penting-penting, kacau ternyata. Memang NTDEV memberi opsi untuk bikin ISO sendiri sesuai kebutuhan, tetapi rata-rata Slamet juga memilih mending mengunduh ISO yang udah jadi dan tinggal install. Dan ada teman yang sempat nyaranin Atlas OS, aku rasa aku nggak perlu ngasih alasan kenapa aku nggak mau wkwkwkwk.

Dengan ini, aku kembali pakai Windows 11 yang vanilla. Nggak ada ISO modifikasi. Aku masih bisa pakai tool milik Chris Titus untuk mengoptimalkan kerja komputerku. Untuk NTDEV, aku masih percaya atas apa yang dia lakukan, tetapi untuk tiny10 dan tiny11, kurasa aku skip dulu wkwkwk.