Mengapa Memilih Email Client daripada Webmail

Menggunakan surel atau email untuk sehari-hari sekarang ini bisa dibilang sudah lumayan lumrah. Walau mungkin dengan bergesernya orang ke layanan pesan instan dan jejaring sosial untuk komunikasi secara kasual ke teman dan saudara, biasanya email hanya tersisa di sektor bisnis dan profesional saja. Tetapi bukan itu yang inign aku bahas kali ini.

Artikel ini akan membahas dari perspektifku mengenai alasan untuk menggunakan email client daripada sekadar membukanya melalui webmail. Sebagai pengantar, kamu mungkin bisa membaca terlebih dahulu artikel yang dipublikasikan di blog Thunderbird, salah satu email client yang tersohor, mengenai topik yang serupa.

Tetapi singkatnya adalah webmail merupakan antarmuka untuk membuka email yang disediakan oleh penyedia layanan email seperti Gmail, Yahoo, Outlook Mail, Proton, dsb. Dan seperti namanya sendiri, webmail biasa dibuka melalui browser. Sedangkan email client adalah aplikasi tersendiri yang bisa mengakses dan mengatur email yang disediakan oleh penyedia layanan email menggunakan protokol seperti IMAP dan POP3 seperti Thunderbird, Microsoft Outlook, Apple Mail, dsb.

Setelah kamu membaca isi artikel yang aku lampirkan tadi, mungkin kamu sudah menangkap beberapa poin yang disampaikan. Seperti satu kotak masuk untuk semua akun, bekerja secara luring, ragam fitur untuk meningkatkan kinerja, lebih mantap dalam hal privasi, tidak ada yang mengganggu seperti iklan dan kalender jadi satu.

Dan dari aku sendiri juga ada alasan tersendiri dalam beralih ke email client sejak tiga tahun yang lalu. Di tahun 2021, aku menyadari bahwa aku juga memiliki beberapa akun email yang aktif dan di antaranya juga berada di penyedia selain Gmail, seperti Outlook. Saat itu, aku biasa membuka email utamaku di Gmail menggunakan antarmuka webmail-nya di browser. Dan karena aku memiliki beberapa akun Gmail juga, aku masih terbiasa untuk login setiap akun Google yang aku miliki di setiap profil di browser Chrome-ku.

Awalnya aku pikir praktis saja melakukan hal ini, tetapi karena aku juga kepikiran kalau aku pindah-pindah tab juga kurang nyaman, meninggalkan browser terbuka juga bukan solusi yang pas karena RAM-ku sampai sekarang masih 8 GB, dan kalau mau instal ulang Chrome atau Windows pasti bakal ribet kalau harus login setiap profil satu-persatu. Selain itu, aku juga kepikiran gimana caranya biar bisa mendapatkan notifikasi email dengan lebih mudah tanpa harus membuat Gmail standby di belakang?

Aku terpikirkan dengan Windows Mail, kala itu juga aku masih pakai Windows 10. Sebagai sebuah aplikasi bawaan, yang disajikan memang sederhana tapi lumayan berguna. Tetapi aku ada sedikit masalah dengan Windows Mail, jadi aku mencoba menggunakan Mailspring. Dan ini karena faktor dari komputerku sendiri yang masih pakai harddisk, Mailspring terasa berat juga walau bisa dibilang penggunaan RAM dia lumayan kecil dibanding dengan bergantung dengan browser.

Baru akhirnya aku beralih ke Thunderbird. Aku sebenarnya sudah tahu cukup lama mengenai Thunderbird, tetapi baru saat itu aku baru benar-benar tertarik menggunakannya. Thunderbird sedari dulu memang merupakan pilihan yang bagus untuk sebuah email client. Aku mudah untuk mendapatkan notifikasi apabila ada email masuk di samping penggunaan RAM-nya yang sedikit, jadi bisa aku taruh standby di belakang. Selain kita dapat dengan mudah mengorganisir email kita secara lokal, tetapi kita bisa memeriksa kalendar, ngobrol lewat IRC dan XMPP serta Matrix, dan juga menyimpan kontak. Dan karena Thunderbird memiliki dasar dari Firefox, kita juga bisa memasang add-on sesuka kita untuk menunjang kebutuhan kita.

Dan sekarang sudah dua tahun aku menggunakan Thunderbird. Aplikasi ini aku pilih juga karena bersumber terbuka dan tersedia di semua platform. Dan akhir bulan ini, Thunderbird akan tersedia di Android di versi yang sudah stabil, yang sebelumnya menggunakan dasar dari K-9 Mail. Tertarik untuk menggunakan email client mulai sekarang?