Menggunakan Arc di Windows Selama Dua Bulan
Sebagai pendatang baru, Arc memang memikat dari rupa dan fiturnya, walau masih menyisa hal-hal yang perlu diperbaiki. Di sini aku menjelaskan bagaimana aku menggunakan Arc selama dua bulan terakhir.
Jika ingin mencari performa terbaik, atau fokus pada privasi, browser ini bukan browser yang tepat. Tetapi jika ingin menggunakan browser dengan cara baru dan lebih terorganisir, Arc mungkin adalah salah satu pilihan untukmu. 'Mungkin', karena Arc juga mungkin juga bukan untukmu.
Selain karena masih tersedia untuk publik di Mac dan hanya bisa diakses lewat jalur undangan untuk Windows, The Browser Company mengenalkan Arc sebagai browser yang nyentrik dan berbeda dari lainnya karena secara fundamental mereka membuat kita dapat mengelola browser kita dengan cara yang lebih rapi selama berselancar di internet.
Artikel ini akan menjadi artikel yang cukup subjektif ke pengalamanku selama sebulan terakhir dan bukan untuk mengupas satu-satu fitur yang ada. Nanti ada bagian dimana ada yang bikin aku kurang sreg juga. Jadi silakan cek review orang lain untuk review yang lebih obyektif atau lebih cocok untuk your average Joe.
Mulai Pakai
Sebelumnya aku mendapatkan undangan dari temanku yang pakai Mac saat Browser Day, dimana pengguna Mac dapat mendaftarkan temannya yang menggunakan Windows untuk pakai Arc di Windows. Dan pada bulan Januari kemarin aku mulai menggunakan sejak versi 0.6.x.x. Dan saat artikel ini ditulis, aku berada di versi 0.13.1.15859 dengan berbagai macam update dan perbaikan yang cukup banyak.
Hal yang Disukai
Hal yang membuatku suka dengan Arc di Windows adalah bagaimana mereka bisa tampil ciamik dan menyatu dengan Windows sendiri dengan menerapkan bahasa desainnya. Sebelumnya mereka menggunakan Acrylic, dan berganti ke Mica secara bawaan yang lebih enteng. Tetapi kamu masih bisa mengubahnya di Settings, kok. Benar-benar hal yang cukup menarik, karena Edge secara bawaan tidak menerapkan Acrylic di sana (artikel terkait menyusul). Terasa seperti
native, singkatnya. Cantik dan menawan.
Bagian yang sebenarnya ditonjolkan pada Arc adalah bagaimana kita menggunakan browser kita. Seperti yang aku bahas di atas, Arc mungkin bukan browser yang cocok untukmu. Karena secara mendasar, Arc berbeda dengan browser lainnya.
Mungkin sudah cukup lumrah melihat browser lain menerapkan vertical tab, misal Edge, Vivaldi atau Brave. Secara tampilan memang sudah biasa, tetapi secara fungsi Arc berbeda. Tabnya, atau lebih tepatnya Sidebar terbagi menjadi tiga jenis: Favorite, Pinned dan Today.
Sebelumnya, gambar di atas hanya sebagai contoh bagaimana bentuknya. Sedagnkan aku menggunakan konfigurasi Sidebar ini menjadi tab Pinned dan Today. Tab Pinned lebih aku manfaatkan sebagai bookmark situs yang biasa aku kunjungi dan aku masukkan ke dalam folder. Untuk tab Today, aku gunakan seperti tab biasa. Walau aku tahu ada fitur arsip yang aktif setelah 12 jam secara bawaan, aku jarang menggunakannya karena aku sendiri tidak sering meninggalkan tab terbuka terlalu lama. Alasan aku tidak menggunakan tab Favorite ada di bagian selanjutnya.
Space dan Profile sudah hadir juga di Windows. Aku menggunakan ini untuk memisahkan profil pribadi, perkuliahan dan pekerjaanku. Simpel saja sebenarnya, gak perlu banyak profil. Tetapi kalau suka, cukup nambah Space saja. Space ini bisa diatur menggunakan profil baru atau profil yang sama. Cukup suka dengan konsep ini, karena kita tidak perlu profil terpisah dengan window terpisah seperti pada browser lainnya. Pergantian antarprofil juga lebih cepat.
Soal tampilan, Arc emang nomor satu. Kita lihat sendiri bagaimana Arc bisa kelihatan minimalis karena hampir semua yang dibutuhkan ada di sebelah kiri dan sebagian di atas, itupun berukuran cukup kecil. Semua tab ada di Sidebar, untuk di atas ada tombol navigasi, salin tautan, alamat, tombol pengaturan dan daftar ekstensi, bilah untuk ekstensi yang dipin dan window control. Sidebar bisa disembunyikan juga, sehingga semakin luas area yang ada. Walau sedikit iri dengan Mac dimana mereka bisa lebih maksimal karena window control mereka ada di sebelah kiri. Well, seminimalis itu.
Saking minimalisnya, mereka juga menerapkan command bar layaknya Spotlight di Mac dengan cara menekan Ctrl+T untuk tab baru atau Ctrl+L membuka address bar tab sekarang, masih mirip dengan fungsi yang ada di browser lainnya. Selain untuk memasukkan alamat web yang kita inginkan, kita bisa menggunakan untuk fungsi lainnya seperti beralih profil atau space dan lainnya.
Aku kadang pakai split screen di Arc, dan aku benar-benar suka. Split screen di sini bisa mencapai empat layar sekaligus. Walau lebih sering pakai dua layar saja, tentu ini adalah opsi yang bagus buat yang butuh, 'kan? Asal bukan untuk nonton empat video Shorts secara bersamaan sih.
Lalu sekarang kamu bisa melihat tautan yang terbuka di tab baru, tanpa membuka tab baru dengan fitur Peek. Nanti akan terbuka window baru yang mengambang di atas tab asal. Untuk yang sekadar ngecek isi tautannya, ini bagus sih. Tapi mau membukanya sebagai split screen? Bisa. Mau dibuka di tab terpisah? Boleh banget. Ada tombol untuk keduanya. Fitur ini sementara baru ada untuk tab Favorite atau Pinned, tetapi beberapa waktu lalu dikabarkan akan hadir di tab Today juga.
Hal yang Kurang Disukai
Aku kurang suka Favorite Tab karena tabnya sendiri gak bisa ditutup, hanya dikecilkan saja dan berjalan di latar belakang. Mungkin yang memiliki RAM yang lebih lega atau memang suka meninggalkan suatu situs atau aplikasi di latar belakang terus gak masalah, tapi bagiku cukup masalah karena aku tidak bisa menutupnya total saat benar-benar tidak bisa dipakai.
Saat ini Arc juga masih belum bisa membuka PDF secara bawaan, walau masih bisa dipancing dengan cara menyalin Uri berkas di address bar. Tetapi tentu saja ini adalah yang cukup ngeselin karena semua orang tidak mau melakukannya.
Lalu soal ekstensi. Arc secara bawaan bisa memasang ekstensi Chrome secara langsung. Tetapi jangan harap semua ekstensi akan berjalan selayaknya di browser lainnya. Mengingat Arc memiliki fundamental yang berbeda dengan browser lainnya dalam bekerja, ada sekian ekstensi yang tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Misal OneTab, saat aku klik untuk mengarsip semua tab, tab di Favorite ikutan masuk. Tetapi saat dibalikin, tabnya gak bisa balik tetapi tetap hilang dari OneTab sendiri.
Terkadang aku juga bermasalah dengan ekstensi lainnya seperti Microsoft Autofill, ini karena eksistensi ekstensi sebagai window pop-up terpisah, terkadang saat ingin melihat password, karena ada pop-up memasukkan password akun Windows, windownya jadi hilang karena merasa "ditutup". Atau input klik kanan pada ikon ekstensi di menu tidak konsisten antara memasang pin atau klik kanan biasa.
Notifikasi dengan gaya sistem layaknya browser lain memang masih belum hadir di Windows. Jadi di sini masih pakai notifikasi bawaan Chromium, yang aku sendiri kurang suka. Chrome sendiri sudah menggunakan notifikasi layakanya notifikasi di Windows lainnya. Di samping tampilannya, notifikasinya sendiri masih sering bermasalah dimana tidak mau menampilkan notifikasi dari dari WhatsApp atau dari Twitter, misal. Untuk yang lainnya ada yang lancar seperti Discord, yang lainnya sendiri belum aku cek kembali.
Sedikit Tambahan
Ada beberapa fitur atau masalah yang sempat muncul di beberapa versi beta sebelum artikel ini dirilis. Ada dua hal yang aku laporkan ke tim pengembang mereka. Pertama adalah Profile di Arc dulu sempat belum bisa dihapus walau bisa dibikin baru. Kedua adalah Arc tidak sepenuhnya mendukung input keyboard dari Microsoft IME yang biasa aku gunakan untuk mengetik dengan aksara kanji untuk bahasa Jepang, yang sering aku gunakan juga sehari-hari. Oh, ini juga termasuk Clipboard History dan Emoji Picker juga tidak mau melakukan input.
Ada satu yang baru aku sadari masalahnya sudah hilang tetapi belum sempat aku laporkan. Saat ada di Discord, Ctrl+K yang seharusnya adalah command bar milik Discord, malah berfungsi seperti Ctrl+T dan tentu malah membuka command bar dari Arc,sehingga aku tidak bisa berpindah dengan cepat di Discord Web selama pakai Arc. Untung saja semua masalah ini sudah terpecahkan di versi yang baru.
Ini bukan gak suka atau suka, lebih ke pembiasaan baru saja. Kamu tidak bisa klik kanan untuk memilih opsi di context menu layaknya Chrome atau Edge. Lalu shortcut di context menunya juga jauh berbeda dengan browser lainnya. Lagi, karena fundamental yang berbeda, hal ini tidak membuat kaget sebenarnya. Aku sendiri juga lumayan oke, butuh waktu saja.
Lalu yang ini soal fitur Picture-in-Picture. Memang enak kalau bisa langsung muncul PiP saat keluar dari tab yang ada media sedang berjalan. Misalkan YouTube. Tetapi aku rasa masih butuh sebuah kontrol dimana bisa menonaktifkan fitur PiP saat memang tidak ingin dipakai. Karena di window PiP sendiri, saat menekan close, video di YouTube biasanya akan ikutan berhenti. Tetapi jika kita kembali ke tab tersebut dan menekan play dan keluar lagi, PiP muncul kembali. Nyebelin. Mungkin dengan fitur mini player yang masih belum ada di Windows, masalah ini bisa terselesaikan. Kemudian tolong window PiP diperbaiki, karena dia terdaftar masih sebagai Chromium dan masih pakai logo Chromium di taskbar. Lucu aja sih.
Menunggu
Masih banyak fitur yang masih perlu dikemas sedemikian rupa agar berjalan lebih baik lagi. Atau malah masih ada beberapa fitur yang belum hadir hingga sekarang, padahal fitur itu mungkin sudah ada di Mac. Inilah salah satu alasan mengapa Arc di Windows belum sepenuhnya rilis. Masih banyak yang perlu dikerjakan agar berjalan dengan sempurna. Tim di The Browser Company tentu terus berusaha agar tujuan ini tercapai.
Yang perlu dicatat di versi Windows adalah mereka menggunakan Swift, bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Apple, mengingat Arc dari awal memang sebuah program yang hanya ada di macOS. Tetapi The Browser Company berusaha dengan membuat proyeksi Swift ke WinRT agar dapat berjalan di Windows. Tetapi tentu saja ada beberapa hal yang tertahan dengan hal ini, seperti beberpa fitur Mac yang belum sepenuhnya tersedia di Windows.
Jadi, apakah Arc bagus? Tergantung. Bagaimana kamu dapat menggunakan browser yang kamu gunakan? Mengingat banyak hal yang berbeda dari biasanya, atau bahkan membuat diri menjadi bingung tiada akhirnya. Aku sendiri masih sering kembali ke Edge untuk urusan kuliah, karena lebih dapat diandalkan saja.